Rabu, 27 September 2017

Geologi Indonesia pergerakan lempeng dan proses terbentuknya indonesia

NAMA : YUSRAN HUSAIN
NIM     : 451415012
TUGSA : GEOLOGI INDONESIA


Proses terbentuknya indonesia       
            Bumi memiliki komposisi permukaan kurang lebih 1/3 bagiannya adalah daratan dan 2/3 bagian lainnya adalah lautan. Proses pembentukan benua di permukaan bumi dijelaskan ofeh para ahli dengan berbagai teori. Teori-teori tersebut dipaparkan pada penjelasan berikut.
1.Teori limas (the tetrahedral theory)
            Teori ini dikemukakan oleh Lowthian Green (1875), yang membandingkan bumi dengan tetrahedron, yaitu tiga sisi piramid dengandasar segitiga datar (limas segitiga). Green mengasumsikan bahwa sudut sudut limas menunjukkan benua dan sisi-sisi limas menunjukkan samudera. Teori ini mengasumsikan bahwa benua selalu ada dalam keadaan stabil, posisinya tetap, tetapi terpisah satu sama lain.
2. Teori apungan benua (continental drift)
            Dikemukakan oleh Taylor (1910), kemudian dikembangkan oleh Wegener (1912; 1929). Teori ini kurang berhasil meyakinkan ilmuwan lain, terutama yang terkait dengan mekanisme pergeseran benua-benua tersebut.Pada teori ini, benua diumpamakan sebagai bahan yang bersusunan Si-AI yang mengapung di atas bahan yang memiliki densitas yang lebih besar dan bersifat plastis yang membentuk kerak samudera.
3. Teori arus konveksi (convection current)
            Dikemukakan oleh Holmes, yang menyatakan bahwa bongkahbongkah benua dapat bergeser satu sama lain karena adanya arus konveksi. Bongkah-bongkah benua adalah benda-benda pasif yang menumpang di atas mantel arus konveksi, sehingga dapat bergerak bebas.Bongkahbongkah tersebut menghubungkan punggung-punggung tengah samudera, yaitu tempat arus konveksi naik dari mantel dan muncul di permukaan melalui celah –celah.
4. Teori bumi yang mengembang (the expanding earth)
            Teori ini dikemukakan oleh J.K.E. Halm (1935) dan diteruskan oleh Bruce C. Heezen.Teori ini mengasumsikan bahwa pada awal-awal pembentukannya, bumi berukuran jauh lebih kecil daripada ukuran saat ini, kira-kira % ukuran bumi sekarang.Pada waktu bumi mendingin, kerak terbentuk di permukaan, kemudian diikuti oleh berkembangnya ukuran bumi.Saat berkembangnya bumi tersebut, kerak asli mengalami retak dan membentuk benua-benua. Jika diasumsikan bahwa bumi berkembang seperti balon yang mengembang, sedangkan benua yang asli secara kasar memiliki ukuran yang sama, maka akan terbentuk kerak-kerak tambahan.
5. Teori kemagnetan purba (palaeomagnetism)
            Palaeomagnetism dapat diartikan sebagai kajian kemagnetan bumi sepanjang waktu geologi.  Palaeomagnetism mengkaji arah medan magnetbatuan pada waktu batuan tersebut terbentuk pada awalnya. Arah ini dapat terjadi melalui cara sebagai berikut: saat batuan beku dan sedirnen terbentuk, partikel magnet yang ada pada batuan tersebut memiliki arah dan dip yang sama sebagai medan geomagnetik lokal pada saat batuan tersebut memadat. Kajian terakhir menunjukkan bahwa batuan yang ada pada benua menunjukkan arah magnetik lapangan yang bervariasi antara usia geologis satu dengan yang lain. Dengan kata lain, kemagnetan purba memberikan arah ke mana posisi kutub magnetik bumi yang dapat ditunjukkan pada waktu-waktu yang berbeda sepanjang sejarah geologi.
            Kajian kemagnetan menjadi penting, karena mendukung teori pergerakan benua pada skala tertentu, dan mendukung pemikiran tentang pembentukan kerak samudera yang baru secara terus-menerus.

6. Konsep pemekaran dasar samudera (the concept of sea-floorspreading)
            Diajukan oleh Harry Hess (1962) yang merupakan pengembangan teori arus konveksi.Konsep ini merupakan dasar untuk munculnya teori tektonik lempeng.Pada punggung-punggung tengah samudera, tempat di mana arus konveksi muncul, terbentuk kerak baru yang menumpang di atas arus konveksi yang berasal dari dalam mantel. Kerak ini akan diangkut hingga mencapai jarak yang cukup jauh. Jika kerak ini mencapai palung, maka akantenggelam atau turun kemudian masuk ke dalam mantel.
            Pada teori ini, yang bergerak adalah benua bersama lantai samudera.Keduanya menumpang secara pasif di atas arus konveksi yang ada di dalam mantel.
7. Teori tektonik lempeng (the theory of plate tectonics)
            Teori ini menghubungkan pemikiran tentang pemekaran dasar lautan dengan hipotesis yang lebih tua, yaitu apungan benua.Teori ini mencakupan dua bagian sebagai berikut.
Pertama, bagian geometris, yang memandang bahwa kulit bumi memiliki mosaik lempeng, berupa lempeng benua dan lempeng samudera.Kerak bumi mirip dengan kulit telur yang mengalami retakan pada sejumlah tempat.
Kedua, bagian kinematik, yang berhubungan dengan aspek gerakan.Bagian-bagian Irtosfer yang bervariasi (lempeng), besar maupun kecil, yang ukurannya bervariasi, bergerak relatif konstan; lempeng-lempeng ini bergerak di atas zona yang "mobile" pada mantel bagian atas.Zona "mobile" ini disebut dengan astenosfer.
            Seperti yang kita ketahui bersama, Negara kita, Indonesia adalah Negara kepulauan Terbesar  di dunia. 2/3 wilayah negara kita adalah berupa lautan dengan sisanya berupa ribuan pulau yang saling sambung menyambung dari Sabang sampai Merauke.Kurang lebih jumlah pulau di negara kita sekitar 12.000 pulau. Wow... Banyak banget kan. Nah, sekarang pernahkah pambaca sekalian berpikir bagaimana cara pulau yang segitu banyaknya itu terbentuk ?
            Jarang dan mungkin tidak pernah terlintas dibenak pembaca sekalian bukan. Di lembaran blog yang sederhana ini saya akan berusaha menjelaskan, mengenai proses terbentuknya pulau-pulau di negara kita tercinta, Indonesia. "Negeri 1000 pulau" atau yang sering kita sebut pula "Zamrut Khatulistiwa"
            Pulau-pulau tersebut terbentuk.Karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi, maka hasil yang dapat dirasakan di permukaan Bumi adalah adanya lava. Lama kelamaan lava tersebut memadat bertambah besar membentuk sebuah gunung > deretan pegunungan > busur pulau. Proses seperti ini kita kenal sebagai Island Arc dalam istilah geologi.
            Pulau Sulawesi : Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut.
            Pulau Irian Jaya dan Kalimantan : Keduanya memilki kesamaan proses terbentuknya, mereka terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya permukaan bumi, sesuai teori Plate Tectonic yang menyebutkan bahwa dahulu seluruh daratan di muka bumi ini adalah satu daratan yang maha luas bernama Pangealalu terpecah menjadi dua yaitu Godwana(di Selatan) dan Laurasia(di Utara). Seiring waktu berjalan kedua lempeng besar tersebut terpecah-pecah kembali menjadi pecahan benua-benua seperti sekarang ini, Asia, Afrika, Amerika, Australia, dulunya adalah satu pualu besar.Kalimantan sendiri berada di atas lempeng benua Asia dan Irian Jaya termasuk di dalam lempeng Australia.
            Pulau-pulau kecil, contonhnya Kep. Seribu dll : Proses terbentuknya pulau-pulau ini, sangat sederhana dibanding yang lain. Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya.Semakin lama semakin besar, dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.
            Adanya pergerakan subduksi antara dua lempeng kemudian menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudera. Demikian pula subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatera dan deretan gunung berapi di sepanjang pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudera yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda).
Proses terbentuknya lempeng
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika (pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar.Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-ubah.Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.
Tahun 1912, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman, Alferd Wegener mengemukakan tentang konsep pengapungan benua.Hipotesanya yaitu bumi pada awalnya hanya terdiri dari satu benua (super continent) yang disebut Pangaea dan dikelilingi oleh lautan yang dainamakan Panthalassa.Kemudian Pangaea ini pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil dan bergerak ke tempatnya seperti sekarang ini.Hal ini didukung oleh bukti kesamaan garis pantai, kesamaan fosil kesamaan struktur dan batuan antar benua.
Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi (litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas.Ada dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera.Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerak bumi ini pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak bumi.Dengan demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya.
Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini ada 6 lempeng besar, yaitu lempeng Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia. Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat berbentuk :
·         Divergen : lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan mengakibatkan material dari selubung naik membentuk lantai samudra baru dan membentuk jalur magmatik atau gunung api.
·         Konvergen : lempeng-lempeng saling mendekati dan menyebabkan tumbukan dimana salah satu dari lempeng akan menunjam (menyusup) ke bawah yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
·         Transform : lempeng-lempeng saling bergesekan tanpa membentuk atau merusak litosfer. Hai ini dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.
Pendapat yang banyak diterima mengenai penyebab kempeng bergerak saat ini adalah karena adanya arus konveksi di dalam selubung atau mantel.Sebagai energi dalam hal ini adalah panas bumi.Panas bumi menyebar ke luar pusat bumi sepanjang waktu.Konveksi di dalam bumi dikendalikan oleh gravitasi dan sifat-sifat batuan yang mengkerut bila mendingin.Hal ini berarti litosfer samudra lebih berat dari selubung di bawahnya. Sedangkan gaya gravitasi yang menarik lempeng ini cukup kuat untuk menendalikan mantel.
            Pada awalnya ada dua benua besar di bumi ini yaitu Laurasia dan Gondwana kemudian kedua benua ini bersatu sehingga hanya ada satu benua besar (supercontinent) yang disebut Pangaea dan satu samudera luas atau yang disebut Panthalassa (270 juta tahun yang lalu). Dari supercontinent ini kemudian terpecah lagi menjadi Gondwana dan Laurasia (150 jt th yll) dan akhirnya terbagi-bagi menjadi lima benua seperti yang dikenal dan ditempati oleh manusia sekarang. Terpecah-pecahnya benua ini menghasilkan dua sabuk gunung api yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediteranean yang keduanya melewati Indonesia.
Mekanisme penyebab terpecahnya benua ini bisa diterangkan oleh Teori Tektonik Lempeng sebagai berikut :
1        Penyebab dari pergerakan benua-benua dimulai oleh adanya arus konveksi (convection current) dari mantle (lapisan di bawah kulit bumi yang berupa lelehan). Arah arus ini tidak teratur, bisa dibayangkan seperti pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Terjadinya arus konveksi terutama disebabkan oleh aktivitas radioaktif yang menimbulkan panas.
2        Dalam kondisi tertentu dua arah arus yang saling bertemu bisa menghasilkan arus interferensi yang arahnya ke atas. Arus interferensi ini akan menembus kulit bumi yang berada di atasnya. Magma yang menembus ke atas karena adanya arus konveksi ini akan membentuk gugusan pegunungan yang sangat panjang dan bercabang-cabang di bawah permukaan laut yang dapat diikuti sepanjang samudera-samudera yang saling berhubungan di muka bumi. Lajur pegunungan yang berbentuk linear ini disebut dengan MOR (Pematang Tengah Samudera) dan merupakan tempat keluarnya material dari mantle ke dasar samudera. MOR mempunyai ketinggian melebihi 3000 m dan lebarnya lebih dari 2000 km, atau melebihi ukuran Pegunungan Alpen dan Himalaya yang letaknya di daerah benua. MOR Atlantik (misalnya) membentang dengan arah utara-selatan dari lautan Arktik melalui poros tengah samudera Atlantik ke sebelah barat Benua Afrika dan melingkari benua itu di selatannya menerus ke arah timur ke Samudera Hindia lalu di selatan Benua Australia dan sampai di Samudera Pasifik. Jadi keberadaan MOR mengelilingi seluruh dunia.
3        Kerak (kulit) samudera yang baru, terbentuk di pematang-pematang ini karena aliran material dari mantle. Batuan dasar samudera yang baru terbentuk itu lalu menyebar ke arah kedua sisi dari MOR karena desakan dari magma mantle yang terus-menerus dan juga tarikan dari gaya gesek arus mantle yang horisontal terhadap material di atasnya. Lambat laun kerak samudera yang terbentuk di pematang itu akan bergerak terus menjauh dari daerah poros pematang dan ‘mengarungi’ samudera. Gejala ini disebut dengan Pemekaran Lantai Samudera (Sea Floor Spreading).
4        Keberadaan busur kepulauan dan juga busur gunung api serta palung Samudera yang memanjang di tepi-tepi benua merupakan fenomena yang dapat dijelaskan oleh Teori Tektonik Lempeng yaitu dengan adanya proses penunjaman (subduksi). Oleh karena peristiwa Sea Floor Spreading maka suatu saat kerak samudera akan bertemu dengan kerak benua sehingga kerak samudera yang mempunyai densitas lebih besar akan menunjam ke arah bawah kerak benua. Dengan adanya zona penunjaman ini maka akan terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan benua, dan juga akan terbentuk kepulauan sepanjang paparan benua oleh karena proses pengangkatan. Kerak samudera yang menunjam ke bawah ini akan kembali ke mantle atau jika bertemu dengan batuan benua yang mempunyai densitas sama atau lebih besar maka akan terjadi mixing antara material kerak samudera dengan benua membentuk larutan silikat pijar atau magma. (Proses mixing terjadi pada kerak benua sehingga tidak akan lebih dalam dari 30 km di bawah permukaan bumi). Karena sea floor spreading terus berlangsung maka magma hasil mixing yang terbentuk akan semakin besar sehingga akan menerobos batuan-batuan di atasnya sampai akhirnya muncul ke permukaan bumi membentuk deretan gunung api. Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.

Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
1        Batas Divergen
            Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart).Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading).Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut. Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
2        Batas Konvergen
            Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another). Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa.Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3        Batas Transform
            Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar