Sabtu, 21 Oktober 2017

makalah tahapan,pendekatan,prinsip mengajar

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal sentral yang sangat berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa. Semakin bermutu kualitas pendidikan suatu negara, maka akan banyak terlahir generasi intelek yang dapat merubah kondisi negara tersebut. Mereka akan melakukan pembaharuan-pembaharuan bahkan penemuan- penemuan baru dengan mengkolaborasikan ilmu dan kecerdasan berfikir mereka untuk dipersembahkan kepada tanah airnya dan diakui oleh seluruh manusia didunia. Untuk itu, diperlukan berbagai cara untuk terwujudnya pendidikan yang bermutu dan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya. Salah satu cara tersebut adalah dengan memaksimalkan penggunaan metode-metode pembelajaran terutama bagi para pengajar dalam mengajar para peserta didiknya sehingga ilmu yang ditransformasikan dapat diterima dengan baik. Karenanya, dalam makalah ini akan diuraikan pembahasan mengenai strategi dan tahapan mengajar mengajar sebagai salah satu pilar penunjang yang akan menentukan berhasil atau tidaknya seorang guru dalam menuntun para peserta didiknya menuju harapan bersama untuk membangun pendidikan yang lebih maju.
1.2 Rumusan Masalah

a         Apa pengertian dari Definisi Mengajar ?
b        Jelaskan Tahapan-Tahapan Mengajar ?
c         Apa itu Pendekatan Pembelajaran ?
d        Bagaimana Prinsip-prinsip Umum dalam Mengajar ?

1.3 Tujuan
a         Mahasiswa Dapat mengetahui Definisi Mengajar.
b        Mahasiswa Dapat mengetahui Tahapan-Tahapan Mengajar.
c         Mahasiswa Dapat mengetahui Pendekatan Pembelajaran.
d        Mahasiswa Dapat mengetahui Prinsip-prinsip Umum dalam Mengajar .


























Bab II
Pembahasan
2.1 Definisi Mengajar.
            Kegiatan mengajar pada diri siswa akan tercipta jika ada usaha yang dilakukan oleh guru, usaha dari pihak ini kita kenal dengan istilah mengajar. I. L. Pasaribu dan B. Menurut Simanjuntak (1983:7), mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Mohamad Ali (1985:12) bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan. Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana Sudjana (1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut S. Nasution (1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan mengajar, antara lain:
1. Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
2. Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
 3. Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.
            Pengertian mengajar tersebut mengisyaratkan bahwa tugas guru adalah membimbing siswa untuk belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkannya. Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution (1982:8) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
            Secara umum, dalam mengajar guru mengikuti tahapan-tahapan seperti berikut:
1. Prainstruksional
            Merupakan tahap persiapan sebelum mengajar dimulai. beberapa hal yang harus dilakukan guru sebelum memulai kegiatan mengajar, sebagai berikut:
·   Memeriksa kehadiran siswa, kehadiran siswa perlu diperiksa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. guru perlu mengetahui apakah semua siswanya hadir ataukah ada yang tidak hadir. ehadiran siswa dicatat pada buku kehadiran yang biasanya disediakan di dalam kelas. Pada kegiatan ini, guru sekaligus memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
·   mengecek kondisi kelas, meja dan kursi tertata rapi, termasuk mengecek keberhasilan kelas, Jika kondisi kelas baik, duharapkan pembelajaran juga akan berlangsung dengan baik.
·   mengecek peralatan yang tersedia, kegiatan ini dilakukan dengan mengecek peralatan yang akan digunakan guru. Misalnya papan tulis, alat tulis, OHP,LCD proyektor, dan peralatan penunjang lainnya.
·   Mengadakan apresiasi, jika siswa sudah berada dalam kondisi siap belajar, guru memulai pembelajaran dengan mengadakan apresiasi. Apresiasi merupakan kegiatan awal yang berguna untuk menggali pengetahuan awal siswa tentang materi maupun memberikan pengantar tentang materi.
·   Mengadakan pretes/ tes diagnistik,untuk mengecek pengetahuan awal siswa dengan pasti, guru dapat mengadakan pretes atau tes diagnostik. pretes atau tesdiagnostik ini dapat dilangsungkan ketika awal masuk materi baru. Hasil pretes atau tes diagnostik dapat digunakan guru sebagai landasan dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran.
2. Instruksional (saat-saat mengajar)
            pada kegiatan ini, ada dua kegiatan utama yang dilakukan guru, sebagai berikut.
·   Inti Mengajar, berupa penyampaian materi dengan berbagai macam strategi pembelajaran. pada kegiatan ini, guru melaksanakan desain pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnnya.
·   Membuat kesimpulan, sebelum guru mengakhiri kegiatan pembelajaran siswa bersama, sama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari. 
3. Assessment (Penilaian)
            kegiatan ini dilakukan untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari berbagai masam assessment yang dapat dilakukan antara lain kuis, postes, ulangan harian, dan ulangan blok.
4. Follow Up (tindak lanjut)
            kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan assessment yang telah dilakuan sebelumnya. ada dua kegiatan utama dalam tindak lanjut ini, yaitu untuk siswa yang telah menuntaskan materi dapat diberi materi pengayaan (enrrichment) dan bagi siswa yang belum menuntaskan materi dapat diberi perbaikan (remedial). Bentuk tindak lanjut ini antara lain dengan diskusi kelompok informal, penyusunan ikatisar, pemberian PR, dll.

2.2 Tahapan-Tahapan Mengajar
            Tahapan-tahapan mengajar menurut Bruner :
1        Menentukan tujuan pembelajaran ]
2        Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb)
3        Memilih materi pelajaran
4        Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi)
5        Mengembangkan bahan-bahan belajaryang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb untuk dipelajari siswa
6        Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7        Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
            Seorang guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak… maka yang terjadi adalah siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit nilai mungkin hal yang bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya anda akan menjadi pengajar favorit dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang anda didik. Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Dalam buku Educational Psychology oleh W John Santrock pada tahun 2004, hal yang dibutuhkan dua hal utama yaitu: (1) Pengetahuan dan keahlian profesional; (2) komitmen dan motivasi.
            1) Pengetahuan dan Keahlian Profesional
            Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik dab didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas :
a         Penguasaan materi pelajaran. Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi.
b        Strategi Pengajaran. Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi dapat dikuasai oleh murid. Pada pendidikan model lama (tradisional) terlalu menekankan murid harus duduk diam, menjadi pendengar pasif dan menyuruh murid untuk menghafal informasi yang relevan dan tidak relevan. Kemudian berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu menekankan agar murid secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak semua ahli setuju dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda menggunakan salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus diketahui, hal-hal yang memberikan pengaruh dalam pengajaran yang efektif.
c         Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional. Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas, entah dia menggunakan perspektif tradisional atau konstruktivisme di atas. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
d        Keahlian manajemen kelas. Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
e         Keahlian motivasional .Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.
f         Keahlian komunikasi .Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan memapu memecahkan konflik secara konstruktif.
g        Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berhubungan positif.
h        Keahlian teknologi. Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi. Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang sesuai dalam pengajaran




2.3 Pendekatan Pembelajaran
            Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara guru dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang dilakukan. Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana Cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran. Pendekatan (approach) pembelajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1  Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
2  Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.


2.4 Prinsip-prinsip Umum dalam Mengajar 
1.      Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa. 
      Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses beljar mengajar berlangsung harus diketahui guru. Tingkat kemampuan semacam ini disebut entry behavior, entry behavior dapat diketahui di antaranya dengan melakukan pre test. Hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
2.      Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis.  
      Bahan pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan. Hal ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar. 
3.      Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa. 
      Ada perbedaan individual dalam kesanggupan belajar. Setiap individu mempunyai kemampuan potensial seperti bakat dan inteligensi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Apa yang dapat dipelajari seseorang secara tepat, mungkin tidak dapat dilakukan oleh yang lain dengan cara yang sama. Oleh karena itu, mengajar harus memperhatikan perbedaan tingkat kemampuan masing-masing siswa.
4.      Kesiapan (readiness) 
      Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan dalam mengajar. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik bersifat fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu. Apabila siswa siap untuk melakukan proses belajar, hasil belajar dapat diperoleh dengan baik. Sebaliknya bila tidak siap, tidak akan diperoleh hasil yang baik. Oleh karena itu, pengajaran dilaksanakan kalau individu mempunyai kesiapan.
5.      Tujuan pengajaran harus dikethaui siswa. 
      Tujuan pengajaran merupakan rumusan tentang perubahan perilaku apa yang diperoleh setelah proses belajar mengajar. Apabila tujuan pengajaran diketahui, siswa mempunyai motivasi untuk belajar. Agar tujuan mudah diektahui, harus dirumuskan secara khusus.
6.      Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. 
      Para ahli psikologi merumuskan prinsip, bahwa belajar itu harus bertahap dan meningkat. Oleh karena itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan bahan yang bersifat gradual, yaitu :
1        Dari sederhana kepada yang kompleks (rumit)
2        Dari konkret kepada yang abstrak
3        Dari umum (general) kepada yang kompleks
4        Dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diektahui (konsep yang bersifat abstrak)
5        Dengan menggunakan prinsip induksi kepada dedukasi atau sebaliknya
6        Sering menggunakan reinforcement (penguatan)









BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
            Kegiatan mengajar pada diri siswa akan tercipta jika ada usaha yang dilakukan oleh guru, usaha dari pihak ini kita kenal dengan istilah mengajar. I. L. Pasaribu dan B. Menurut Simanjuntak (1983:7), mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. Seperti yang diungkapkan oleh Mohamad Ali (1985:12) bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan tujuan yang telah dirumuskan. Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana Sudjana (1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.
3.2 Saran
            Semoga makalah ini dapat lebih baik lagi untuk kedepannya bagi para pembaca.



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar