Laporan
Geografi Industri
DI SUSUN
Oleh:
NAMA : Yusran Husain
NIM
: 451 415 012
KELAS : A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS
METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan Laporan Geografi Industri
Saya sangat berharap Laporan ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Geografi Industri. Saya juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Laporan Geografi Industri ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Laporan sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sekiranya Laporan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon
kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan Laporan ini di waktu
yang akan datang.
Gorontalo,
Desember 2018
YUSRAN HUSAIN
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... iii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 latar
belakang.......................................................................................... 1
1.2
tujuan....................................................................................................... 2
1.3
manfaat.................................................................................................... 2
BAB
II DASAR TEORI
2.1
pengertian Industri.................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Industri................................................................................... 4
2.3 Industri
Tahu Tempe................................................................................. 5
BAB
III.
METEDOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Lokasi Dan Waktu Praktikum.................................................................. 7
3.2 Alat Dan Bahan........................................................................................ 7
BAB
IV HASIL PEMBAHASAN
41. Hasil.......................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 14
BAB V PENUTUP
5.1
kesimpulan ...............................................................................................
5.2
saran.........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Keberadaan industri kecil dan menengah
yang tersebar di masyarakat Indonesia telah memberikan andil yang cukup besar
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia. Pada umumnya, UKM tahu di
Indonesia berskala kecil dan menengah. Jumlah industri besar di Indonesia
adalah 3.952 buah sedangkan jumlah industri kecil yang terdaftar di Deperindag
yaitu 40.378 buah (Ibrahim, 1998).
Berdasarkan
Badan Pusat Statistik, sekitar 38% kedelai di Indonesia dikonsumsi dalam bentuk
produk tahu. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dari tahun
ke tahun, maka permintaan dalam negri terhadap produk pangan yang merupakan
hasil olahan dari biji kedelai khususnya tahu mengalami pertumbuhan, tetapi
pada tahun 2010 dan 2012 mengalami penurunan terhadap konsumsi tahu itu sendiri
mungkin karena potensi konsumsi tahu oleh masyarakat Indonesia yang lemah,
jumlah produksi tahu yang tidak maksimal, kurangnya ketersediaan kedelai
dipasaran dan tingginya harga kedelai pada saat tahun tersebut.
Industri tahu dan tempe merupakan
industri kecil yang banyak tersebar di kota-kota besar dan juga di pedesaan
baik itu dalam skala besar ataupun skala kecil. Limbah industri tahu dan tempe
belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Kandungan asam-asam organik yang
tinggi akan mengakibatkan kerusakan lingkungan ataupun kondisi perairan jika
dibuang langsung ke badan air tanpa pengolahan tertentu. Tempe merupakan salah
satu produk olahan dari kedelai yang difermentasi dengan Rhizopus sp. Proses
pembuatan tempe yaitu dengan cara merendam biji kedelai, direbus, dan melepas
kedelai dari kulit arinya kemudian dilakukan peragian dan dibungkus (Dirjen
Bina Produksi Peternakan dan Fakultas Peternakan IPB, 1986). Pada proses
pembuatan tempe dihasilkan banyak limbah baik yang berupa cair maupun limbah
padat (Anonim, 2000). Menurut survey Direktorat Bina Produksi Peternakan dan
Fakultas Peternakan IPB (1986) yang disitasi oleh Purbowati dkk (2001) angka
konversi (persentase bobot limbah dari bahan baku) berkisar antara 10% - 20 %
(rata-rata 16.6 %). Limbah tempe yang berupa kulit ari kedelai atau biasa
disebut ampas tempe dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Limbah tempe akan
cepat busuk dan baunya akan mencemari lingkungan, oleh karena itu harus segera
dimanfaatkan. Melalui pengeringan, ampas tempe dapat digunakan dalam waktu yang
lebih lama sehingga penggunaannya sebagai pakan ternak akan optimal.
1.2 TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui lokasi
industri Tahu Dan Tempe di Kota Utara.
1.3 MANFAAT
Melalui
tugas Akhir terkait Geografi Industri, mahasiswa dapat mengetahui bahwa
pentingnya industry Tahu Dan Tempe, sehingga mahasiswa bisa memiliki acuan atau
sedikit pengetahuan terkait dengan Industri Tahu dan Tempe.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Industri
Pada dasarnya adalah semua kegiatan
ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang lebih tinggi kegunaannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya suatu industri meliputi modal,
tenaga kerja, bahan baku/bahan mentah dan pemasaran.
Industri pengolahan adalah kegiatan
pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan
atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang tinggi nilainya, baik
dengan secara mesin ataupun dengan tangan.
Pada era globalisasi seperti sekarang
ini yang disertai dengan perkembangan teknologi di segala bidang khususnya di
bidang bisnis menuntut suatu perusahaan untuk selalu meningkatkan produktivitas
dan efisiensi dalam menjalankan aktivitas usaha. Tuntutan dalam dunia usaha
tersebut bersifat mutlak bagi perusahaan yang tetap ingin eksis dan beroperasi
di lingkungan bisnis yang tidak menentu seperti sekarang ini. Pengaruh krisis
ekonomi secara global mengkondisikan suatu perusahaan untuk beroperasi secara
efektif dan efisien. Hal ini berhubungan dengan struktur organisasi perusahaan
tersebut.
Sesuai
dengan pendekatan evolusi tersebut, industri tidak lain merupakan wujud
kreativitas manusia. Melalui kegiatan industri, manusia bukan saja mampu memproduksi
barang dan memperoleh keuntungan, namun juga dapat menuangkan berbagai macam
gagasan. Secara teoritis, kemunculan gagasan-gagasan tersebut dapat dipandang
sebagai tanggapan terhadap perkembangan kebutuhan hidup (demand driven) atau
sebagai tanggapan terhadap ketatnya persaingan antar industri (competition
driven). Kedua bentuk tanggapan tersebut menunjukkan bahwa keberlanjutan sebuah
aktivitas industri pada hakekatnya sangat ditentukan oleh kualitas gagasan yang
melatarbelakanginya. Apabila gagasan dimaksud tidak dapat mengimbangi
permintaan konsumen dan tingginya persaingan, maka industri bersangkutan akan
kehilangan eksistensinya.
Dalam
kaitannya dengan kreativitas tersebut, Scott (2004) memperkenalkan istilah
creative field, yang direpresentasikan oleh rangkaian kegiatan industri dan
fenomena sosial tertentu yang membentuk jaring-jaring hubungan (webs of
relationships) antar ruang-ruang geografis yang saling berbeda sehingga
memungkinkan berkembangnya perilaku kewirausahaan dan gagasan inovatif yang khas.
Dalam hal ini, creative field berfungsi sebagai lokasi berkembangnya gaya
kewirausahaan yang spesifik sebagai landasan bagi terbentuknya jaringan atau
formasi produksi tertentu.
2.2 Klasifikasi Industri
a. Berdasarkan Modal dan Jumlah Tenaga Kerja
1) Industri
Rumah Tangga
Dari namanya saja, sudah bisa
dibayangkan besarnya modal dan tenaga kerja yang digunakan dalam industri rumah
tangga. Dilihat dari ciri-cirinya bahwa industri ini menggunakan modal yang
relatif kecil, tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya
dari anggota keluarga, peralatan yang digunakan sederhana dan bukan mesin,
bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2) Industri Sedang
Industri sedang merupakan industri yang
membutuhkan lebih banyak modal dan jumlah tenaga kerja. Dengan hal ini dapat di
lihat dari ciri-cirinya yaitu membutuhkan modal lebih besar, tenaga kerja
berjumlah 20 sampai 99 orang, sudah menggunakan teknologi masih sederhana serta
sudah ada pembagian kerja, misalnya bagian keuangan, administrasi, produksi,
dan pemasaran. Contoh dari industri ini adalah industri konveksi (pakaian
jadi), sepatu dan tas, alat olahraga, serta industri percetakan. yang cukup
tinggi tetapi masih banyak menggunakan tenaga manusia, dan sudah menerapkan
manajemen meskipun
b. Menurut Departemen Perindustrian
1) Industri Dasar (Hulu)
Industri ini meliputi industri
mesin-mesin, logam dasar, dan industri kimia dasar.Industri ini bertujuan untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi serta memperkukuh struktur ekonomi. Contoh industri
ini antara lain industri mesin pertanian, alat-alat konstruksi, mesin-mesin
listrik, kendaraan bermotor, kereta api, kapal, pesawat terbang, besi-besi
konstruksi, besi baja, dan sebagainya.
2) Industri Hilir
Industri hilir berorientasi pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Contohnya industri tekstil, kimia,
alat-alat listrik, logam, bahan bangunan, dan industri pangan.
2.3 Industri
Tahu Tempe
Industri tahu tempe digolongkan dalam
industri kecil menengah (UKM) yang banyak tersebar di kota-kota besar dan
kecil. Tempe tahu merupakan makanan yang banyak digemari oleh banyak orang.
Akibat dari banyaknya industri tahu dan tempe, maka limbah hasil proses
pengolahan banyak membawa dampak terhadap lingkungan. Menurut suryanto dalam
hartaty 1994 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tahu adalah makanan padat
yang dicetak dari sari kedelai dengan proses pengendapan protein pada titik
isoeletriknya, tanpa atau dengan penambahan zat lain yang diizinkan.
Agro industri adalah kegiatan industri
yang memanfaatkan hasil-hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan
menyediakan peralatan seperti mesin dan alat-alat pertanian serta menciptakan
jasa untuk kegiatan tersebut, dalam hal ini kegiatan pemasarannya. Dengan
demikian agro industri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri
peralatan dan mesin pertanian serta industri jasa. Salah satu agro industri
yang cukup potensial adalah industri tahu tempe.
Sektor industri tahu tempe, merupakan
sektor industri yang mengolah bahan baku kedelai. Pada dasarnya kedelai
merupakan bahan pangan yang dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu : bahan
pangan yang diolah melalui proses fermentasi seperti tempe, oncom, tauco dan
kecap. Pangan yang diolah tanpa melalui proses fermentasi seperti tahu, tauge
dan kedelai rebus. Tahu tempe memiliki peran penting dalam perekonomian,
terutama dalam penyerapan tenaga kerjadan pemerataan kesempatan berusaha.
Umumnya tahu dan tempe digunakan sebagai
lauk-pauk dan sebagai makanan tambahan atau jajanan. Potensi tahu dan tempe
dalam meningkatkan kesehatan dan harganya relatif murah memberikan alternatif
pilihan dalam pengadaan makanan bergizi yang dapat dijangkau oleh segala lapisan
masyarakat. Oleh karena tahu dan tempe banyak digemari oleh masyarakat maka
produksi tahu tempe sangatlah penting.
BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Lokasi Dan
waktu Praktikum
3.1.1 Lokasi
Lokasi
praktikum untuk industry tahu tempe di lakukan di Kecamatan Kota Utara
Kabupaten Kota Gorontalo.
3.1.2 Waktu
Waktu
untuk pengambilan data atau wawancara di mulai pada tanggal 03 Desember 2018.
3.1 Alat Dan
Bahan
Alat
dan bahan yang di gunankan untuk proses wawancara adalah Kuesioner, alat tulis,
dan kemera.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Nama
Kelompok : Kota Utara
|
Lokasi Industri (Tempat dan
Titik Koordinat Lokasi)
|
Jalan
Kasmat Lahay, Bulontalangi Timur, Kabupaten Bone Bolango.
N:
00o 35’37.0’’ E : 123o6’19’’
|
|
Hari / Tanggal Survey
|
Selasa,
03 Desember 2018
|
|
Nama Pewawancara
|
Yusran Husain
|
IDENTITAS RESPONDEN
|
Nama Lengkap
|
Suwardi
Mohanat
|
|
Umur
|
42
|
|
Jenis Kelamin*
|
Laki-Laki
|
|
Pendidikan Terakhir*
|
SD
|
*Pilih
salah satu
|
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|
1.
|
Mengapa memilih industri tahu
dan tempe?
|
Karena
keterbatasan pendidikan, dan memiliki pengalaman dalam pengolahan industry
Tahu dan tempe
|
|
2.
|
Bagaimana sejarah/latar
belakang dalam memilih industri tahu dan tempe?
|
Karena
dulunya memiliki pengalaman dalam bidang industry tahu dan tempe dan
keterbatasan dalam pendidikan maka industry tahu dan tempe yang bisa di
lakukan.
|
|
3.
|
Bagaimana perkembangan
industri tahu dan tempe?
|
Hanya
3 bulan memulai industry tahu jadi untuk perkembangannya hanya bisa di bilang
sangat maju.
|
|
4.
|
Dari mana bahan baku
didapatkan? Dan apakah bahan baku mudah didapatkan (selalu tersedia?)
|
Kedelai Import dan
tempat untuk membeli bahan baku di Gudang Kemiri Putih dan bahan bakunya Bisa
di Bilang selalu tersedia.
|
|
5.
|
Berapa bahan baku yang
dibutuhkan untuk 1 kali produksi / untuk 1 bulan produksi dan intensitas
jumlah produksi?
|
Bahan
Baku yang di gunakan untuk satu kali produksi 2,5 Kg jadi dalam sebulan 75 Kg
untuk jumlah intensitas Produksi.
|
|
6.
|
Berapa jumlah tenaga kerja?
|
Satu
|
|
7.
|
Berapa modal awal yang digunakan
untuk membangun industri tahu dan tempe?
|
Modal
awal Rp. 3.000.000
|
|
8.
|
Apa bahan bakar yang
digunakan?
|
serabut
Kelapa.
|
|
9.
|
Berapa bahan bakar yang
dibutuhkan dalam 1 kali produksi / 1 bulan produksi?
|
Biasanya
untuk produksi ataupun pengolahan kacang kedelai membutuhkan 150 Liter dalam
satu bulan
|
|
10.
|
Berapa jumlah produksi
tahu/tempe dalam sehari? Dan adakah prodak olahan dari tahu/tempe yang
dihasilkan?
|
Lima
Papan
|
|
11.
|
Apa saja alat yang digunakan
untuk produksi tahu dan tempe?
|
Percukaan,
percetakan, kain, penampungan air, tempat pemasakan, dan mesin penggiling.
|
|
12.
|
Berasal dari mana air yang
digunakan dalam produksi?
|
Sumur
Bor
|
|
13.
|
Apa saja tahapan dalam
memproduksi tahu?
|
-
Kedelai yang baru di beli di
berikan.
-
Kemudian di giling di mesin penggilingan
-
Kemudian di bawa ke tempat
percukaan dimana tempat penampungan tersebut adalah tempat yang harus di
perhatikan untuk menjaga kualitas Tahu
-
Dilakukan pemasakan
-
Dan kemudian di saring
-
Kemudian di cetak di tempat
percetakan
|
|
15.
|
Apa saja tahapan dalam
memproduksi tempe?
|
-
|
|
16.
|
Dimana saja pemasaran tahu
dan tempe dan apakah ada kendala dalam pemasaran? Jika ada kendala, apa yang
dilakukan produsen?
|
Di
Ecer
|
|
17.
|
Apakah ada bahan tambahan
yang digunakan agar tahu/tempe bertahan lama?
|
Cuka
|
|
18.
|
Alat transportasi apa yang
digunakan dalam mendistribusikan tahu dan tempe?
|
Sepeda
Motor
|
|
19.
|
Mengapa memilih lokasi ini
sebagai tempat produksi tahu dan tempe?
|
Kerena
jauh dari pemukiman masyarakat dan limbah dari industry tahu ini baunya tidak
sedap.
|
|
20.
|
Limbah apa saja yang
dihasilkan dari produksi tahu dan tempe?
|
Cair
...................................................
|
|
20.
|
Adakah pemanfaatan limbah?
|
Tidak Ada
|
|
|
Jika Ada, Untuk apa?
|
-
|
|
|
Jika Tidak ada, bagaimana
pengelolaan limbah yang dihasilkan dan limbah dibuang kemana?
|
-
|
|
21.
|
Teknologi apa yang dilakukan
dalam mengolah limbah?
|
Tidak ada
|
|
|
Jika ada, teknologi apa?
|
--
|
|
22.
|
Berapa penghasilan bersih per
bulan yang didapatkan oleh produsen?
|
600.000
|
4.2 PEMBAHASAN
Pak
suwardi adalah pengusaha industry tahu yang baru beroprasi kurang lebih tiga
bulan, karena keterbatasan pendidikan dan sulitnya lapangan pekerjaan pak
suwardi memilih untuk berindustri tahu. Dengan memanfaatkan pengalaman pak
suwardi mendirikan pabrik tahu sendiri. Industri tahu pak suwardi masih
terbilang cukup sederhana, karena mengunakan modal yang pas-pasan.
Pak
suwardi mendapatkan bahan dari impor dengan di belinya di Gudang Kemirih Putih,
dan pak suwardi membeli kedelai biasanya hanya bebrapa kila yang nantinya di
olah menjadi tahu.
Dalam
sehari pak suwardi mengolah 2,5 Kg kedelai yang nantinya akan di gunakan untuk
membuat tahu, kedelai sebarat 2,5 Kg tersebut nantinya akan di giling dengan
mesin penggiling, kemudian di tuangkan ke tempat pencampuran dimana bak
pencukaan tersebut adalah hal terpenting untuk melihat kualitas dari tahu.
Selanjutnya dari bak percukaan di lakukan pemasakan dengan menggunakan bara
tungku yang telah di siapkan sebelumnya.
Dari
hasil pengolahan kedelai 2,5 Kg dapat menghasilkan 5 Papan tahu untuk satu kali
produksi, dan pak suwardi memproduksi tahu satu kali dalam sehari. Dan dari
hasil produksinya akan di antar ke pelanggan atau di ecer di pasaran.
Untuk
limbah dari pabrik Tahu tersebut di buang ke bak penampungan limbah industry
tahu, sehingganya pak suwardi memilih lokasi yang jauh dari pemukiman untuk
mencekah ada masyarakat terganggu dengan limbah industry yang di hasilkan dari
membuat tahu.
Dari hasil indutri tahu ini pak Suwardi
dapat menghasilkan Rp. 600.000 untuk perbulannya karena masih terbilang
industry baru.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya adalah semua kegiatan
ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang lebih tinggi kegunaannya. Faktor-faktor
yang mempengaruhi berkembangnya suatu industri meliputi modal, tenaga kerja,
bahan baku/bahan mentah dan pemasaran.
Industri tahu tempe digolongkan dalam
industri kecil menengah (UKM) yang banyak tersebar di kota-kota besar dan
kecil. Tempe tahu merupakan makanan yang banyak digemari oleh banyak orang.
Akibat dari banyaknya industri tahu dan tempe, maka limbah hasil proses
pengolahan banyak membawa dampak terhadap lingkungan. Menurut suryanto dalam
hartaty 1994 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tahu adalah makanan padat
yang dicetak dari sari kedelai dengan proses pengendapan protein pada titik
isoeletriknya, tanpa atau dengan penambahan zat lain yang diizinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013.
Bali Sangat Tergantung Kedelai Impor. Diakses (Online). http://www.antarabali.com/berita/43186/bali-sangat-tergantung-kedelai-impor.
Listyaningtyas,
Dika. 2010. Permasalahan Permodalan Pada Beberapa Usaha Kecil di Kota Malang.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rahman, Fitria.
2010. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada
Industri Kecil Keripik Tempe di Sanan, Kel. Purwantoro, Kota Malang. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Salahuddin.
Skripsi mengenai Analisis Produktivitas dan Elastisitas Kesempatan Kerja pada
Sektor Industri di Sulawesi Selatan. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar, 2012.
Lampiran




Tidak ada komentar:
Posting Komentar