Selasa, 04 Desember 2018

Laporan Geografi Industri


Laporan
Geografi Industri
DI SUSUN
Oleh:

NAMA           :           Yusran Husain
NIM                  :         451 415 012
                                    KELAS            :          A


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Geografi Industri
            Saya sangat berharap Laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Geografi Industri. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Laporan Geografi Industri ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
            Semoga Laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan Laporan ini di waktu yang akan datang.


                                                                              Gorontalo, Desember 2018


                                                                                    YUSRAN HUSAIN





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1    latar belakang.......................................................................................... 1
1.2    tujuan....................................................................................................... 2
1.3    manfaat.................................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI
2.1 pengertian Industri.................................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Industri................................................................................... 4
2.3 Industri Tahu Tempe................................................................................. 5
BAB III. METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Lokasi Dan Waktu Praktikum.................................................................. 7
3.2 Alat Dan Bahan........................................................................................ 7
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
41. Hasil.......................................................................................................... 8
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 14
BAB V PENUTUP
5.1 kesimpulan ...............................................................................................
5.2 saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberadaan industri kecil dan menengah yang tersebar di masyarakat Indonesia telah memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia. Pada umumnya, UKM tahu di Indonesia berskala kecil dan menengah. Jumlah industri besar di Indonesia adalah 3.952 buah sedangkan jumlah industri kecil yang terdaftar di Deperindag yaitu 40.378 buah (Ibrahim, 1998).
            Berdasarkan Badan Pusat Statistik, sekitar 38% kedelai di Indonesia dikonsumsi dalam bentuk produk tahu. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun, maka permintaan dalam negri terhadap produk pangan yang merupakan hasil olahan dari biji kedelai khususnya tahu mengalami pertumbuhan, tetapi pada tahun 2010 dan 2012 mengalami penurunan terhadap konsumsi tahu itu sendiri mungkin karena potensi konsumsi tahu oleh masyarakat Indonesia yang lemah, jumlah produksi tahu yang tidak maksimal, kurangnya ketersediaan kedelai dipasaran dan tingginya harga kedelai pada saat tahun tersebut.
Industri tahu dan tempe merupakan industri kecil yang banyak tersebar di kota-kota besar dan juga di pedesaan baik itu dalam skala besar ataupun skala kecil. Limbah industri tahu dan tempe belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Kandungan asam-asam organik yang tinggi akan mengakibatkan kerusakan lingkungan ataupun kondisi perairan jika dibuang langsung ke badan air tanpa pengolahan tertentu. Tempe merupakan salah satu produk olahan dari kedelai yang difermentasi dengan Rhizopus sp. Proses pembuatan tempe yaitu dengan cara merendam biji kedelai, direbus, dan melepas kedelai dari kulit arinya kemudian dilakukan peragian dan dibungkus (Dirjen Bina Produksi Peternakan dan Fakultas Peternakan IPB, 1986). Pada proses pembuatan tempe dihasilkan banyak limbah baik yang berupa cair maupun limbah padat (Anonim, 2000). Menurut survey Direktorat Bina Produksi Peternakan dan Fakultas Peternakan IPB (1986) yang disitasi oleh Purbowati dkk (2001) angka konversi (persentase bobot limbah dari bahan baku) berkisar antara 10% - 20 % (rata-rata 16.6 %). Limbah tempe yang berupa kulit ari kedelai atau biasa disebut ampas tempe dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Limbah tempe akan cepat busuk dan baunya akan mencemari lingkungan, oleh karena itu harus segera dimanfaatkan. Melalui pengeringan, ampas tempe dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama sehingga penggunaannya sebagai pakan ternak akan optimal.
1.2 TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui lokasi industri Tahu Dan Tempe di Kota Utara.
1.3 MANFAAT
            Melalui tugas Akhir terkait Geografi Industri, mahasiswa dapat mengetahui bahwa pentingnya industry Tahu Dan Tempe, sehingga mahasiswa bisa memiliki acuan atau sedikit pengetahuan terkait dengan Industri Tahu dan Tempe.






BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Industri
Pada dasarnya adalah semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang lebih tinggi kegunaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya suatu industri meliputi modal, tenaga kerja, bahan baku/bahan mentah dan pemasaran.
Industri pengolahan adalah kegiatan pengubahan bahan dasar (bahan mentah) menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang tinggi nilainya, baik dengan secara mesin ataupun dengan tangan.
Pada era globalisasi seperti sekarang ini yang disertai dengan perkembangan teknologi di segala bidang khususnya di bidang bisnis menuntut suatu perusahaan untuk selalu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam menjalankan aktivitas usaha. Tuntutan dalam dunia usaha tersebut bersifat mutlak bagi perusahaan yang tetap ingin eksis dan beroperasi di lingkungan bisnis yang tidak menentu seperti sekarang ini. Pengaruh krisis ekonomi secara global mengkondisikan suatu perusahaan untuk beroperasi secara efektif dan efisien. Hal ini berhubungan dengan struktur organisasi perusahaan tersebut.
Sesuai dengan pendekatan evolusi tersebut, industri tidak lain merupakan wujud kreativitas manusia. Melalui kegiatan industri, manusia bukan saja mampu memproduksi barang dan memperoleh keuntungan, namun juga dapat menuangkan berbagai macam gagasan. Secara teoritis, kemunculan gagasan-gagasan tersebut dapat dipandang sebagai tanggapan terhadap perkembangan kebutuhan hidup (demand driven) atau sebagai tanggapan terhadap ketatnya persaingan antar industri (competition driven). Kedua bentuk tanggapan tersebut menunjukkan bahwa keberlanjutan sebuah aktivitas industri pada hakekatnya sangat ditentukan oleh kualitas gagasan yang melatarbelakanginya. Apabila gagasan dimaksud tidak dapat mengimbangi permintaan konsumen dan tingginya persaingan, maka industri bersangkutan akan kehilangan eksistensinya.
Dalam kaitannya dengan kreativitas tersebut, Scott (2004) memperkenalkan istilah creative field, yang direpresentasikan oleh rangkaian kegiatan industri dan fenomena sosial tertentu yang membentuk jaring-jaring hubungan (webs of relationships) antar ruang-ruang geografis yang saling berbeda sehingga memungkinkan berkembangnya perilaku kewirausahaan dan gagasan inovatif yang khas. Dalam hal ini, creative field berfungsi sebagai lokasi berkembangnya gaya kewirausahaan yang spesifik sebagai landasan bagi terbentuknya jaringan atau formasi produksi tertentu.
2.2 Klasifikasi Industri
a. Berdasarkan Modal dan Jumlah Tenaga Kerja
 1) Industri Rumah Tangga
Dari namanya saja, sudah bisa dibayangkan besarnya modal dan tenaga kerja yang digunakan dalam industri rumah tangga. Dilihat dari ciri-cirinya bahwa industri ini menggunakan modal yang relatif kecil, tenaga kerja yang digunakan tidak lebih dari 4 orang, biasanya dari anggota keluarga, peralatan yang digunakan sederhana dan bukan mesin, bertujuan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2) Industri Sedang
Industri sedang merupakan industri yang membutuhkan lebih banyak modal dan jumlah tenaga kerja. Dengan hal ini dapat di lihat dari ciri-cirinya yaitu membutuhkan modal lebih besar, tenaga kerja berjumlah 20 sampai 99 orang, sudah menggunakan teknologi masih sederhana serta sudah ada pembagian kerja, misalnya bagian keuangan, administrasi, produksi, dan pemasaran. Contoh dari industri ini adalah industri konveksi (pakaian jadi), sepatu dan tas, alat olahraga, serta industri percetakan. yang cukup tinggi tetapi masih banyak menggunakan tenaga manusia, dan sudah menerapkan manajemen meskipun
b. Menurut Departemen Perindustrian
1) Industri Dasar (Hulu)
Industri ini meliputi industri mesin-mesin, logam dasar, dan industri kimia dasar.Industri ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta memperkukuh struktur ekonomi. Contoh industri ini antara lain industri mesin pertanian, alat-alat konstruksi, mesin-mesin listrik, kendaraan bermotor, kereta api, kapal, pesawat terbang, besi-besi konstruksi, besi baja, dan sebagainya.
2) Industri Hilir
Industri hilir berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Contohnya industri tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam, bahan bangunan, dan industri pangan.
2.3 Industri Tahu Tempe
Industri tahu tempe digolongkan dalam industri kecil menengah (UKM) yang banyak tersebar di kota-kota besar dan kecil. Tempe tahu merupakan makanan yang banyak digemari oleh banyak orang. Akibat dari banyaknya industri tahu dan tempe, maka limbah hasil proses pengolahan banyak membawa dampak terhadap lingkungan. Menurut suryanto dalam hartaty 1994 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tahu adalah makanan padat yang dicetak dari sari kedelai dengan proses pengendapan protein pada titik isoeletriknya, tanpa atau dengan penambahan zat lain yang diizinkan.
Agro industri adalah kegiatan industri yang memanfaatkan hasil-hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan seperti mesin dan alat-alat pertanian serta menciptakan jasa untuk kegiatan tersebut, dalam hal ini kegiatan pemasarannya. Dengan demikian agro industri meliputi industri pengolahan hasil pertanian, industri peralatan dan mesin pertanian serta industri jasa. Salah satu agro industri yang cukup potensial adalah industri tahu tempe.
Sektor industri tahu tempe, merupakan sektor industri yang mengolah bahan baku kedelai. Pada dasarnya kedelai merupakan bahan pangan yang dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu : bahan pangan yang diolah melalui proses fermentasi seperti tempe, oncom, tauco dan kecap. Pangan yang diolah tanpa melalui proses fermentasi seperti tahu, tauge dan kedelai rebus. Tahu tempe memiliki peran penting dalam perekonomian, terutama dalam penyerapan tenaga kerjadan pemerataan kesempatan berusaha.
Umumnya tahu dan tempe digunakan sebagai lauk-pauk dan sebagai makanan tambahan atau jajanan. Potensi tahu dan tempe dalam meningkatkan kesehatan dan harganya relatif murah memberikan alternatif pilihan dalam pengadaan makanan bergizi yang dapat dijangkau oleh segala lapisan masyarakat. Oleh karena tahu dan tempe banyak digemari oleh masyarakat maka produksi tahu tempe sangatlah penting.






BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Lokasi Dan waktu Praktikum
3.1.1 Lokasi
            Lokasi praktikum untuk industry tahu tempe di lakukan di Kecamatan Kota Utara Kabupaten Kota Gorontalo.
3.1.2 Waktu
            Waktu untuk pengambilan data atau wawancara di mulai pada tanggal 03 Desember 2018.
3.1 Alat Dan Bahan
            Alat dan bahan yang di gunankan untuk proses wawancara adalah Kuesioner, alat tulis, dan kemera.








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Nama Kelompok : Kota Utara
Lokasi Industri (Tempat dan Titik Koordinat Lokasi)
Jalan Kasmat Lahay, Bulontalangi Timur, Kabupaten Bone Bolango.
N: 00o 35’37.0’’ E : 123o6’19’’
Hari / Tanggal Survey
Selasa, 03 Desember 2018
Nama Pewawancara
Yusran Husain



IDENTITAS RESPONDEN
Nama Lengkap
Suwardi Mohanat
Umur
42
Jenis Kelamin*
Laki-Laki
Pendidikan Terakhir*
SD
*Pilih salah satu





No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Mengapa memilih industri tahu dan tempe?
Karena keterbatasan pendidikan, dan memiliki pengalaman dalam pengolahan industry Tahu dan tempe








2.
Bagaimana sejarah/latar belakang dalam memilih industri tahu dan tempe?
Karena dulunya memiliki pengalaman dalam bidang industry tahu dan tempe dan keterbatasan dalam pendidikan maka industry tahu dan tempe yang bisa di lakukan.
3.
Bagaimana perkembangan industri tahu dan tempe?




Hanya 3 bulan memulai industry tahu jadi untuk perkembangannya hanya bisa di bilang sangat maju.
4.
Dari mana bahan baku didapatkan? Dan apakah bahan baku mudah didapatkan (selalu tersedia?)
Kedelai Import dan tempat untuk membeli bahan baku di Gudang Kemiri Putih dan bahan bakunya Bisa di Bilang selalu tersedia.

5.
Berapa bahan baku yang dibutuhkan untuk 1 kali produksi / untuk 1 bulan produksi dan intensitas jumlah produksi?
Bahan Baku yang di gunakan untuk satu kali produksi 2,5 Kg jadi dalam sebulan 75 Kg untuk jumlah intensitas Produksi.
6.
Berapa jumlah tenaga kerja?
Satu
7.
Berapa modal awal yang digunakan untuk membangun industri tahu dan tempe?
Modal awal Rp. 3.000.000
8.
Apa bahan bakar yang digunakan?
serabut Kelapa.
9.
Berapa bahan bakar yang dibutuhkan dalam 1 kali produksi / 1 bulan produksi?
Biasanya untuk produksi ataupun pengolahan kacang kedelai membutuhkan 150 Liter dalam satu bulan
10.
Berapa jumlah produksi tahu/tempe dalam sehari? Dan adakah prodak olahan dari tahu/tempe yang dihasilkan?


Lima Papan




11.
Apa saja alat yang digunakan untuk produksi tahu dan tempe?
Percukaan, percetakan, kain, penampungan air, tempat pemasakan, dan mesin penggiling.
12.
Berasal dari mana air yang digunakan dalam produksi?
Sumur Bor
13.
Apa saja tahapan dalam memproduksi tahu?
-          Kedelai yang baru di beli di berikan.
-          Kemudian di giling di mesin penggilingan
-          Kemudian di bawa ke tempat percukaan dimana tempat penampungan tersebut adalah tempat yang harus di perhatikan untuk menjaga kualitas Tahu
-          Dilakukan pemasakan
-          Dan kemudian di saring
-          Kemudian di cetak di tempat percetakan
15.
Apa saja tahapan dalam memproduksi tempe?
-
16.
Dimana saja pemasaran tahu dan tempe dan apakah ada kendala dalam pemasaran? Jika ada kendala, apa yang dilakukan produsen?
Di Ecer
17.
Apakah ada bahan tambahan yang digunakan agar tahu/tempe bertahan lama?
Cuka
18.
Alat transportasi apa yang digunakan dalam mendistribusikan tahu dan tempe?
Sepeda Motor
19.
Mengapa memilih lokasi ini sebagai tempat produksi tahu dan tempe?
Kerena jauh dari pemukiman masyarakat dan limbah dari industry tahu ini baunya tidak sedap.

20.
Limbah apa saja yang dihasilkan dari produksi tahu dan tempe?
Cair
...................................................
20.
Adakah pemanfaatan limbah?
Tidak Ada

Jika Ada, Untuk apa?
-

Jika Tidak ada, bagaimana pengelolaan limbah yang dihasilkan dan limbah dibuang kemana?
-
21.
Teknologi apa yang dilakukan dalam mengolah limbah?
Tidak ada


Jika ada, teknologi apa?
--


22.
Berapa penghasilan bersih per bulan yang didapatkan oleh produsen?
600.000

4.2 PEMBAHASAN
            Pak suwardi adalah pengusaha industry tahu yang baru beroprasi kurang lebih tiga bulan, karena keterbatasan pendidikan dan sulitnya lapangan pekerjaan pak suwardi memilih untuk berindustri tahu. Dengan memanfaatkan pengalaman pak suwardi mendirikan pabrik tahu sendiri. Industri tahu pak suwardi masih terbilang cukup sederhana, karena mengunakan modal yang pas-pasan.
            Pak suwardi mendapatkan bahan dari impor dengan di belinya di Gudang Kemirih Putih, dan pak suwardi membeli kedelai biasanya hanya bebrapa kila yang nantinya di olah menjadi tahu.
            Dalam sehari pak suwardi mengolah 2,5 Kg kedelai yang nantinya akan di gunakan untuk membuat tahu, kedelai sebarat 2,5 Kg tersebut nantinya akan di giling dengan mesin penggiling, kemudian di tuangkan ke tempat pencampuran dimana bak pencukaan tersebut adalah hal terpenting untuk melihat kualitas dari tahu. Selanjutnya dari bak percukaan di lakukan pemasakan dengan menggunakan bara tungku yang telah di siapkan sebelumnya.
            Dari hasil pengolahan kedelai 2,5 Kg dapat menghasilkan 5 Papan tahu untuk satu kali produksi, dan pak suwardi memproduksi tahu satu kali dalam sehari. Dan dari hasil produksinya akan di antar ke pelanggan atau di ecer di pasaran.
            Untuk limbah dari pabrik Tahu tersebut di buang ke bak penampungan limbah industry tahu, sehingganya pak suwardi memilih lokasi yang jauh dari pemukiman untuk mencekah ada masyarakat terganggu dengan limbah industry yang di hasilkan dari membuat tahu.
Dari hasil indutri tahu ini pak Suwardi dapat menghasilkan Rp. 600.000 untuk perbulannya karena masih terbilang industry baru.















BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pada dasarnya adalah semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi atau menjadi barang lebih tinggi kegunaannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya suatu industri meliputi modal, tenaga kerja, bahan baku/bahan mentah dan pemasaran.
Industri tahu tempe digolongkan dalam industri kecil menengah (UKM) yang banyak tersebar di kota-kota besar dan kecil. Tempe tahu merupakan makanan yang banyak digemari oleh banyak orang. Akibat dari banyaknya industri tahu dan tempe, maka limbah hasil proses pengolahan banyak membawa dampak terhadap lingkungan. Menurut suryanto dalam hartaty 1994 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tahu adalah makanan padat yang dicetak dari sari kedelai dengan proses pengendapan protein pada titik isoeletriknya, tanpa atau dengan penambahan zat lain yang diizinkan.







DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Bali Sangat Tergantung Kedelai Impor. Diakses (Online). http://www.antarabali.com/berita/43186/bali-sangat-tergantung-kedelai-impor.
Listyaningtyas, Dika. 2010. Permasalahan Permodalan Pada Beberapa Usaha Kecil di Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rahman, Fitria. 2010. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Keripik Tempe di Sanan, Kel. Purwantoro, Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Salahuddin. Skripsi mengenai Analisis Produktivitas dan Elastisitas Kesempatan Kerja pada Sektor Industri di Sulawesi Selatan. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar, 2012.










Lampiran


Tidak ada komentar:

Posting Komentar